Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pembinaan bagi anggota Gerakan Pramuka, baik anggota muda, maupun anggota dewasa muda dengan menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan. Anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) meliputi anggota Pramuka Penegak (bantara, laksana), dan Pandega ataupun pemuda berusia 16-25 tahun dengan syarat khusus tanpa melepaskan diri dari keanggotaan gugus depannya. Satuan karya pramuka (Saka) dibina oleh Kwartir Ranting atau Cabang guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan pada bidang tertentu agar dapat melakukan kegiatan nyata untuk mengabdi kepada masyarakat dan Negara  (Firmansyah, 2015).
            Gerakan Pramuka memiliki beberapa Satuan Karya dan setiap Satuan Karya memiliki Krida ( Satuan kecil yang merupakan bagian dari satuan karya pramuka). Setiap krida terdapat Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang diperuntukkan untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK)  (Firmansyah, 2015).

1.1 Pendiri Saka Bakhti Husada

            Kak Azrul Azwar yang lahir di Kotacane (Aceh Tengara), 6 Juni 1945 terlebih dulu menjabat sebagai Pemimpin Satuan Karya (Pinsaka) Bakti Husada Tingkat Nasional (1998-2003). Sempat pula mejadi Andalan Nasional sejak tahun 1998. Meski dirinya memiliki latar belakang pendidikan kedokteran, namun dunia kepramukaan bukan dunia baru bagi beliau. Sebab dalam menjalani profesinya sebagai dokter, Kak Azrul pun kerap berinteraksi dengan masyarakat luas.
Image result for Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH












Gambar 1. 1 Pendiri Saka Bakhti Husada, Kak Azrul Azwar  (Srikandi, 2013)

Setelah mendapat gelar dokter dari Universitas Indonesia pada tahun 1972 dan memperdalam ilmu kedokteran spesialis di universitas yang sama, Kak Azrul terbang ke Honolulu, Hawaii guna menuntut ilmu dan melengkapi gelar MPH di School of Public Health University of Hawaii pada tahun 1977. Tak selesai sampai di situ saja, sebab pada tahun 1991-1996 Kak Azrul menimba ilmu kembali dan memperoleh gelar Doctor dalam ilmu kedokteran dengan hasil Judisium Cumlaude. Selain menekuni dunia kedeokteran dan menyukai kegiatan kepramukaan, ternyata Kak Azrul hobi juga menulis, pengalaman sebagai Pemimpin Redaksi beberapa kali dijalaninya, seperti pada Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia-Jakarta, jabatan tersebut sudah ditekuninya sejak tahun 1984 hingga sekarang.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini, tercatat aktif sebagai pengurus dilima belas organisasi, selain dalam Gerakan Pramuka dan IDI, Kak Azrul merupakan konsultan World Health Association (WHO) dan Council Member pada Medical Association of ASEAN (Srikandi, 2013).

1.2 Pengertian

Saka Bhakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985. Dan kemudian dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI di Magelang pada tanggal 12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugus depan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia, kemampuan jasmani, sekaligus rohani peserta didik. Pelatihnya bahkan langsung didatangkan dari orang-orang yang ahli di bidang kesehatan, mulai dari dokter, perawat, bidan, dan pegawai puskesmas  (Rizky, 2012).
Satuan Karya (Saka) Bakti Husada adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota Gerakan Pramuka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan (Firmansyah, 2015).
Pembinaan Saka Bakti Husada berada di bawah naungan Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, PMI, Rumah sakit, dan juga lembaga kesehatan professional lainnya (Yusup & Rustini, 2016).
Satuan Karya Pramuka disingkat Saka adalah wadah pendidikan kepramukaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang kejuruan, serta meningkatkan motivasinya untuk melaksanaan kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya, serta bekal pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan, dalam rangka peningkatan ketahanan nasional  (Srikandi, 2013).
Saka bhakti husada (SBH) merupakan salah satu Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang kesehatan. Secara fisik, SBH telah melembaga dan tersebar diseluruh propinsi, kabupaten/kota serta di wilayah kecamatan. Mereka merupakan kader pembangunan bidang kesehatan yang telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan praktis melalui 5 (lima) krida yang ada upaya pengembangan kelompok SBH ini tentunya tidak terlepas dari Visi dan Misi kelompok SBH, yaitu sebagai berikut  (Utami, 2003):
a.       Visi dan Misi
Visi :
Wahana dalam memupuk dan mengembangkan, membina, membantu membimbing dan mengarahkan minat serta bakat generasi muda dalam bidang kesehatan melalui kepramukaan, untuk mendukung pencapaian Indonesia Sehat 2010.
Misi :
1.      Meningkatkan dan mendorong kesadaran, kemauan dan kemampuan generasi muda melalui kepramukaan akan norma hidup sehat.
2.      Memelihara dan meningkatkan kesehatan generasi muda melalui kepramukaan keluarga dan lingkungannya.
3.      Berperan aktif melalui kepramukaan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat secara luas.
Dengan Visi dan Misi diatas diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan Saka Bhakti Husada serta kemungkinan hambatan-hambatan yang dihadapi.

1.3 Tujuan Pembuatan SAKA

Tujuan pembentukan Saka ialah untuk memberikan wadah pendidikan bagi para Pramuka Penegak dan Pandega serta Penggalang untuk :
1.      Mengembangkan bakat, minat, pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman dalam bidang kejuruan tertentu.
2.      Meningkatkan motivasi melaksanakan kegiatan nyata dan produktif.
3.      Memberi bekal kehidupan dan penghidupannya.
4.      Memberi bekal pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara guna menunjang pembangunan nasional.
Sehingga dapat meningkatkan mutu dan taraf kehidupan serta dinamika Gerakan Pramuka, serta perannya dalam pembangunan nasional  (Srikandi, 2013).

1.4 Sasaran Pembentukan SAKA

Sasaran pembentukan Saka bagi Pramuka Penggalang dan Pramuka Penegak serta Pramuka Pandega adalah agar selama dan setelah mengalami pendidikan dalam Saka maka:
1.      Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan yang dapat mendukung kehidupan dan penghidupannya atau pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
2.      Meningkatkan kemantapan mental dan fisiknya.
3.      Memiliki rasa tanggung jawab atas dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.      Memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan dalam hidupnya.
5.      Dapat menyelenggarakan kepemimpinan yang bertanggung jawab, berdaya guna dan tepat guna.
6.      Dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang positif, berdaya guna dan tepat guna sesuai dengan minat dan bakatnya.
7.      Menjalankan secara nyata Tri Satya dan Dasa Darma  (Srikandi, 2013).

1.5 Sifat SAKA

  1. Saka bersifat terbuka bagi pemuda dan Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega, Baik putra maupun putri.
  2. Saka bersifat pendidikan luar sekolah sesuai dengan minat, kegemaran dan bakat para pemuda, termasuk Pramuka Penggalang, terutama Pramuka Penegak dan Pandega.

1.6 Fungsi SAKA

  1. Wadah pengenalan awal, pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan di bidang kejuruan tertentu.
  2. Sarana untuk pelaksanaan nyata dan produktif, serta bakti kepada masyarakat.
  3. Pelengkap pendidikan kepramukaan di Gugusdepan.
  4. Alat untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka  (Srikandi, 2013).

1.7 Organisasi SAKA

  1. Saka dibentuk di tiap Ranting/ Cabang atas kehendak, minat dan keagamaan yang sama dari anggota Gerakan Pramuka yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di wilayahnya.
  2. Saka dibentuk oleh dan berada di bawah wewenang, pengendalian dan pembinaan Kwartir Ranting, apabila Kwartir Ranting belum mampu membentuk Saka, maka pembentukan Saka dilaksanakan oleh Kwartir Cabang.
  3. Saka beranggotakan sedikitnya 10 (sepuluh) orang dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) orang dalan satu bidang Saka tertentu, serta sedikitnya terdiri 2 (dua) Krida yang masing-masing beranggotakan 5 (lima) hingga 10 (sepuluh) orang. Pengembangan jumlah anggota dan Krida disesuaikan dengan kebutuhan.
  4. Saka dalam bidang tertentu yang beranggotakan lebih dari 40 (empat puluh) orang dibagi ke dalam beberapa Saka yang sama bidangnya sesuai dengan ketentuan pada butir 8. c. di atas.
  5. Anggota putera dan puteri dihimpun dalam satuan yang terpisah, Saka puteri dibina oleh Pamong puteri.
  6. Anggota Krida memilih Pemimpin Krida masing-masing dan pemimpin Krida menunjuk seorang Wakil Pemimpin Krida.
  7. Anggota Saka memilih Dewan Saka yang diambil dari beberapa anggota Saka, Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida  (Srikandi, 2013).

1.8 Nama SAKA      

  1. Saka diberi nama pahlawan bangsa, tokoh wayang, atau nama lain yang dapat memberi motivasi kepada anggotanya, sesuai dengan jenis Saka yang bersangkutan. Contoh : Satuan Karya Pramuka Dirgantara Adisucipto disingkat Saka Dirgantara Adisucipto.
  2.  Krida sebagai bagian dari Saka diberi nama menurut kegiatan anggota krida tersebut.
  3. Bila dalam satu Saka terdapat beberapa krida yang sama, maka nama Krida tersebut dapat diberi nomor urut.
  4. Contoh : Krida Perternakan I, Krida Peternakan II, dan seterusnya.
  5. Nama-nama Krida diatur dalam petunjuk penyelenggaraan dan petunjuk pelaksanaan masing-masing Saka  (Srikandi, 2013).

1.9 Tanda Pengenal dan Tanda Kecakapan

1.      Tanda anggota Gerakan Pramuka berlaku juga sebagai Tanda Anggota Saka.
2.      Tanda Saka adalah tanda pengenal masing-masing Saka; berbentuk segi lima sama sisi, dengan ukuran tiap sisi 5 cm, bergambar sesuai dengan jenis Sakanya. Tanda Saka ditempatkan pada lengan baju sebelah kiri.
3.      Tanda Krida adalah tanda pengenal satuan terkecil dalam saka yang mendalami keterampila tertentu. Bentuk Tanda krida diatur dalam petunjuk pelaksanaan masing masing Saka, dengan ketentuan panjang maksimum sisi mendatar dan sisi tegak masing-masing 4 cm. Tanda Krida ditempatkan pada lengan baju sebelah kiri dibawah Tanda Saka.
4.      Pakaian Seragam anggota Gerakan Pramuka berlaku juga sebagai Pakaian Seragam anggota Saka.

1.10 Tanda Kecakapan Khusus

1.        Pimpinan Saka dapat mengusulkan pengadaan Syarat dan Tanda Kecakapan Khusus kepada Kwartir Nasional dengan memperhatikan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam Gerakan Pramuka  (Srikandi, 2013).
2.        Pemberian TKK dan rekomendasikan TKK :
a)      Pimpinan Saka/ Pamong Saka dapat memberikan Tanda Kecakapan khusus kepada anggota Saka setelah bersangkutan dinyatakan lulus dalam ujian tentang Syarat Kecakapan Khusus oleh Instruktur Saka tersebut.
b)      Pimpinan Saka dapat memberikan rekomendasi pemakaian suatu TKK kepada Pramuka di luar Sakanya setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus oleh Instruktur Saka tersebut  (Srikandi, 2013).

1.11 Bidang-bidang Satuan Karya Pramuka (SAKA)

Sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dewasa ini, maka Saka terdiri atas beberapa bidang Saka, yaitu  (Srikandi, 2013):
1.      Saka Bahari, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalanya dibidang kebaharian.
2.      Saka Bakti Husada, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang kesehatan.
3.      Saka Bhayangkara, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya di bidang kebhayangkaraan (keamanan dan ketertiban menyarakat).
4.      Saka Dirgantara, Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang kedirgantantaraan.
5.       Saka Keluarga Berencana, diangkat Saka Kencana. Satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang kependudukan dan keluarga berencana.
6.      Saka Tarunabumi, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya dibidang pertanian.
7. Saka Wanabakti, satuan karya tempat peningkatan dan pengembangan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kecakapan dan pengamalannya di bidang kehutanan.
Hasil gambar untuk logo satuan karya pramuka
Gambar 1. 2 Logo Satuan Karya Pramuka  (Srikandi, 2013)

1.12 Tujuan SBH

Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat dilingkungannya  (Mashudi, 1985).

1.13 Sasaran SBH

Sasaran dibentuknya Saka Bakti Husada adalah agar para anggota Gerakan Pramuka yang telah mengikuti kegiatan Saka tersebut  (Mashudi, 1985):
1.      Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam bidang kesehatan.
2.      Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang :
a.       Kesehatan lingkungan
b.      Kesehatan keluarga
c.       Penanggulangan berbagai penyakit
d.      Gizi
e.       Manfaat dan bahaya obat
3.      Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di Gugus depannya.
4.      Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya.
5.      Memiliki sikap dan perilaku yang lebih mantap.

1.14 Struktur Organisasi SBH

1.      Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, pemuda berusia 16 – 23 tahun dan Pramuka Penggalang berusia lebih dari 14 tahun dari beberapa gugus depan di satu wilayah ranting/kecamatan yang mempunyai minat, bakat dan kegemaran di bidang kesehatan, dihimpun oleh Kwartir Ranting bersama Dewan Kerja Penegak dan Pandega yang bersangkutan, untuk membentuk Saka Bakti Husada.
2.      Di tiap ranting dibentuk satu Saka Bakti Husada putri secara terpisah, yang jumlah anggotanya tidak terbatas.
3.      Saka Bakti Husada terdiri dari 5 krida yaitu :
a.       Krida Bina Lingkungan Sehat (5 SKK) :
1)      SKK Penyehatan Perumahan
2)      SKK Penyehatan Makanan dan Minuman
3)      SKK Pengamanan Pestisida
4)      SKK Pengawasan Kualitas Air
5)      SKK Penyehatan Air  (Rizky, 2012)
b.      Krida Bina Keluarga Sehat (6 SKK) :
1)      SKK Kesehatan Ibu
2)      SKK Kesehatan Anak
3)      SKK Kesehatan Remaja
4)      SKK Usia Lanjut
5)      SKK Gigi dan Mulut
6)      SKK Kesehatan Jiwa  (Rizky, 2012)
c.       Krida Penanggulangan Penyakit (8 SKK) :
1)      SKK Penanggulangan Penyakit Malaria
2)      SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
3)      SKK Penanggulangan Penyakit Anjing Gila
4)      SKK Penanggulangan Penyakit Diare
5)      SKK Penanggulangan Penyakit TB Paru
6)      SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7)      SKK Imunisasi
8)      SKK Gawat Darurat (Rizky, 2012).
d.      Krida Bina Gizi (5 SKK) :
1)      SKK Perencanaan Menu
2)      SKK Dapur Umum Makanan/darurat
3)      SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu
4)      SKK Penyuluh Gizi
5)      SKK Mengenal Keadaan Gizi  (Rizky, 2012).
e.       Krida Bina Guna Obat ( 5 SKK) :
1)      SKK Pemahaman Obat
2)      SKK Taman Obat Keluarga
3)      SKK Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif
4)      SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
5)      SKK Pembinaan Kosmetik  (Rizky, 2012).
4.      Setiap Krida beranggota 5 s/d 10 orang, sehingga dalam satu Saka Bakti Husada dimungkinkan adanya beberapa krida yang sama.
5.      Jika satu jenis krida peminatnya lebih dari 10 orang, maka nama krida itu diberi tambahan angka di belakangnya; misalnya, Krida Bina Gizi1, Krida Bina Gizi2, Krida Bina Gizi3, dst.
6.      Saka Bakti Husada putra dibina oleh Pamong Saka putra dan Saka Bakti Husada putri dibina oleh Pamong Saka putri, serta dibantu oleh beberapa orang instruktur.
7.      Jumlah Pamong Saka di tiap saka disesuaikan dengan keadaan, sedangkan jumlah instruktur disesuaikan dengan kebutuhan/lingkup kegiatannya.
8.      Pengurus Saka Bakti Husada disebut Dewan Saka terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa orang anggota, yang dipilih diantara para Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida.
9.      Tiap Krida dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin Krida.
10.         Saka Bakti Husada dibina oleh Kwartir Ranting dibantu oleh Dewan kerja Penegak dan Pandega Tingkat Ranting.
11.         Masa bakti Pengurus Saka Bakti Husada sama dengan masa bakti Kwartirnya  (Mashudi, 1985).

1.15 Pimpinan SBH

1.      Dalam usaha meningkatkan pembinaan dan pengembangan kegiatan, dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada, yang anggotanya terdiri atas unsur Kwartir dan unsur Departemen Kesehatan serta unsur lain yang berkaitan dengan bidang kesehatan.
2.      Di tingkat Nasional dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional.
3.      Di tingkat Daerah dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Daerah.
4.      Di tingkat Cabang dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Cabang.
5.      Di tingkat Ranting dibentuk Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Ranting.
6.      Masa bakti Pimpinan Saka Bakti Husada sama dengan masa bakti Kwartir yang bersangkutan  (Mashudi, 1985).

1.16 Tata Kerja

1)      Agar pengelolaan Saka Bakti Husada dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan tepat guna, perlu diadakan pembagian tugas yang jelas tanpa mengurangi prinsip kegotongroyongan.
2)      Pembagian tugas harus luwes, praktis dan sederhana sehingga menjadi pedoman bagi setiap orang yang bersangkutan.
3)      Secara umum pembagian tugas di dalam Saka telah diuraikan dalam Petunjuk Penyelenggaraan Saka, namun pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan setempat  (Mashudi, 1985).

1.17 Krida SBH

            Dalam pelaksanaan kegiatan SBH, digunakan prinsip dasar metodik pendidikan, dimana sebagai lahan dalam pendidikan kepramukaan ini disamping materi kepramukaan setiap anggota SBH diarahkan untuk memilih 1 (satu) peminatan dari krida-krida SBH, dimana pada saat anggota telah dinyatakan mampu mencapai tingkat pengetahuan dan keterampilan pada bidang krida yang menjadi minatnya, anggota tersebut akan mendapatkan tanda kecakapan khusus (TKK) SBH. Kecakapan khusus SBH ini merupakan bagian dari masing-masing krida, sehingga secara rinci tiap krida memiliki beberapa Materi Kecakapan Khusus (MKK) sebagai berikut  (Utami, 2003):
1)      Krida Bina Lingkungan Sehat
Terdiri dari 5 (lima) MKK yaitu : Penyehatan Perumahan, Penyehatan Makanan  dan minuman, pengamanan Pestisida, Pengawasan Kualitas Air, Penyehatan Air.
Kemampuan yang diharapkan :
a.       Dapat membuat tempat sampah sederhana, dan sarana/alat perbaikan kualitas perbaikan air sederhana.
b.      Dapat menjelaskan dan memberikan penyuluhan tentang :
Ø  Ukuran dan letak yang benar dari bagian perumahan
Ø  Pentingnya perlindungan makanan
Ø  Hal-hal yang berhubungan dengan pestisida seperti : cara penyimpanan, pertolongan pertama bagi korban keracunan pestisida
Ø  Penyakit yang disebabkan karena air, syarat air bersih, proses penjernihan air, cara pemeliharaan tempat penampungan air.
c.    Dapat membuat rancangan rumah sehat, dan pengelolaan air sederhana.
A.    SKK Penyehatan Perumahan
1)      Golongan Penegak Dan Pandega
Tujuan :
Ø  Dapat mengaplikasikan rumah sehat secara sederhana di keluarganya.
Ø  Dapat mengaplikasikan bagaimana membuang sampah dan kotoran pada tempatnya.
Ø  Dapat memberikan contoh perbedaan rumah bersih dan kotor
Ø  Dapat membuat contoh rumah sehat secara sederhana
Ø  Dapat memberikan contoh bagaimana membuang sampah dan kotoran dengan benar.
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang rumah bersih dan kotor.
Ø  Dapat membuat tempat sampah sederhana untuk di pakai di :
Ø  Dalam Rumah :
Biasanya terbuat dari ember, keranjang, kotak papan/kaleng yang bagian     dalamnya dilapisi dengan kantong plastik.
Ø  Luar Rumah :
Bisa terbuat dari potongan drum, bek beton, kotak kayu dan sebagainya.
Ø  Dapat menjelaskan ukuran dan letak yang benar dari jendela, lubang angin, pencahayaan, dapur dan kakus seperti disebutkan diatas.
Ø  Dapat membuat rancangan rumah sehat dan pemilihan bahan bangunan yang di perlukan, meliputi :
§  Kelengkapan rumah sehat
§  Tata ruangan
§  Ukuran ruangan, lubang angin, dan lain-lain
§  Gambar rencana
Ø  Telah melatih sedikitnya seorang pramuka, sehingga memperoleh tkk penyehatan perumahan dan membantu memberi penerangan kepada masyarakat tentang penyehatan perumahan.
B.     SKK Penyehatan Makanan Dan Minuman
1)      Golongan Penegak
Tujuan :
Ø  Dapat mengaplikasikan makanan dan minuman, terlindung dari lalat, debu atau binatang lainnya untuk dirinya dan keluarganya.
Ø  Dapat mengaplikasikan minuman yang dibuat dari air yang telah dimasak untuk dirinya dan keluarganya.
Ø  Dapat mengaplikasikan mencuci tangan sebelum makan untuk dirinya dan keluarganya.
Ø  Dapat memberikan contoh makanan yang tidak dimasak.
a)      Makanan perlu diolah dan disimpan secara baik menurut jenis dan macam makanan.
b)      Mengetahui bahaya keracunan makanan dan tanda-tanda keracunan makanan.
c)      Penularan penyakit melalui makanan yang ditularkan media penularan.
d)     Cara-cara pencegahan :
C.    SKK Pengamanan Pestisida
1)      Golongan Penegak Dan Pandega
Tujuan :
Ø  Dapat mengaplikasikan dan memberi contoh (menyuluh) hal-hal penting tentang pestisida, seperti :
-          Cara-cara masuk pestisida ke dalam tubuh
-          Cara-cara menyimpan pestisida
-          Cara-cara membuang limbah pestisida
            Pertolongan pertama bagi korban keracunan pestisida
-       Ke puskesmas/rumah sakit mana korban harus dibawa setelah di tolong
D.    SKK Pengawasan Kualitas Air
1)      Golongan penegak/pandega
Tujuan :
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya dan tanda-tanda air bersih serta membedakannya dengan air kotor secara sederhana.
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang penyakit yang disebabkan oleh air kotor.
Ø  Dapat memberikan penyuluhan cara mengangkat / mengambil  air dengan tidak menggangu kualitas/mutu air.
Ø  Dapat memberikan penyuluhan cara memperoleh air yang baik secara fisik dan bakteriologis.
Ø  Dapat memberikan contoh bagaimana membuang sampah dan kotoran dengan benar
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang rumah bersih dan kotor
E.     SKK Penyehatan Air
Golongan Penegak Dan Pandega
Tujuan :
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang manfaat air dan arti air bagi manusia.
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda air bersih, asal sumber air dan cara mengatasi gangguan fhisik (bau, warna, rasa).
Ø  Dapat mengatasi/praktek membuat alat perbaikan kualitas air.
Ø  Dapat membuat alat peraga/maket tentang alat penurun kadar besi, air gambut, alat saringan air sederhana, alat pembubuh kaporit.
2.      Krida Bina Keluarga Sehat
Terdiri dari 6 (enam) MKK yaitu : Kesehatan ibu, Kesehatan Anak, Kesehatan Remaja, Kesehatan Usia Lanjut, Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa. Pada anggota keluarga kemampuan yang diharapkan :
a.       Dapat memberikan penjelasan dan penyuluhan tentang :
Ø  Pentingnya kesehatan ibu
Ø  Pertumbuhan perkembangan bayi dan balita sehat
Ø  Citra diri remaja, gangguan fisik remaja, reproduksi remaja, kenakalan remaja.
Ø  Gangguan kesehatan usia lanjut dan perawatan usia lanjut
Ø  Pemeliharaan gigi dan mulut
Ø  Pencegahan gangguan jiwa dan peningkatan kesehatan jiwa.
b.      Dapat melakukan : pertolongan pertama pada kasus penyakit.
A.    SKK Kesehatan Ibu 
Tujuan :
1)      Pramuka  Siaga (7 – 10 Tahun)
Seorang Pramuka Siaga harus :  Dapat menyebutkan tugas  ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga 
b)      Pramuka Penggalang (11 – 15 Tahun)
Seorang Pramuka Penggalang harus:
Ø  Dapat menjelaskan  peranan ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga.
Ø  Dapat menjelaskan  bagaimana  perawatan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, dan ibu menyusui.
Ø  Dapat menjelaskan  tentang tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas.
c)      Pramuka  Penegak (16 – 20 Tahun)
Seorang Pramuka Penegak harus:
Ø  Menguasai materi SKK untuk golongan Penggalang
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang peranan ibu sebagai pemelihara kesehatan     keluarga
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang perawatan kesehatan ibu hamil,  ibu bersalin    dan nifas, dan ibu menyusui
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
Ø  Membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK kesehatan ibu
d)     Pramuka Pandega (21 - 25 Tahun) 
Seorang Pandega harus: 
Ø  Menguasai materi SKK golongan Penggalang dan Penegak
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang peranan ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang  perawatan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, dan ibu menyusui
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas  
Ø  Dapat membimbing seorang Penggalang  untuk mendapatkan TKK kesehatan ibu  
Materi SKK Kesehatan Ibu
a.       Peranan ibu sebagai pemelihara kesehatan keluarga
b.      Pentingnya kesehatan ibu
c.       Kapan sebaiknya ibu hamil
d.      Tanda kehamilan
e.       Tanda bahaya selama kehamilan
f.       Makanan ibu hamil
g.      Pemeriksaan kehamilan
h.      Perawatan payudara
i.        Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (p4k) dengan stiker.
j.        Ibu hamil yang memerlukan perhatian khusus (faktor resiko)
k.      Persalinan normal
l.        Cara  merawat tali pusat
m.    Bahaya persalinan
n.      Tanda bayi sehat
o.      Perawatan ibu sehabis persalinan
p.      Manfaat menyusui
q.      Cara menyusui
r.        Kelainan masa nifas/masa menyusui
s.       Pengaturan setelah kehamilan.
B.     SKK Kesehatan Anak
Tujuan
1)      Pramuka Penggalang harus :
Ø  Mengetahui masalah  utama kesehatan anak di masyarakat
Ø  Mengetahui bagaimana memelihara kesehatan anak
Ø  Mengetahui tanda-tanda anak sehat
Ø  Mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
2)      Pramuka Penegak harus:
Ø  Mengetahui dan mampu menjelaskan masalah utama kesehatan anak di masyarakat
Ø  Mengetahui dan mampu menjelaskan bagaimana memelihara kesehatan anak
Ø  Mengetahui dan mampu menjelaskan tanda-tanda anak sehat dan tidak sehat
Ø  Mengetahui dan mampu menjelaskan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
Ø  Mengetahui bagaimana menangani anak sakit di rumah.
3)      Pramuka Pandega harus:
Ø  Mengetahui,mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan mengenai  masalah utama kesehatan anak di masyarakat.
Ø  Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan bagaimana memelihara kesehatan anak.
Ø  Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan mengenai tandatanda anak sehat dan tidak sehat.
Ø  Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan mengenai tandatanda bahaya bayi baru lahir.
Mengetahui, mampu menjelaskan dan memberikan penyuluhan bagaimana menangani anak sakit di rumah. 

Materi Syarat Kecakapan  Khusus Kesehatan Anak
Ø  Apa masalah utama kesehatan anak di masyarakat?
Ø  Banyaknya bayi dan anak balita yang meninggal.
Ø  (Materi bagi SKK bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega) : Risiko kematian ibu & anak terjadi paling banyak pada periode kelahiran 2 Kematian Bayi Baru Lahir  45% kematian balita (SDKI 2007 & SKRT 2001) 3 Kematian lebih besar pada masyarakat pedesaan, sosial ekonomi rendah & pendidikan rendah (SDKI 2007 & SKRT 2001) 4 Sekitar 80-90% kematian dapat dicegah dengan teknologi sederhana yang tersedia tingkat puskesmas dan jaringannya. 5 Sekitar 10-20% kasus rujukan memerlukan biaya mahal & teknologi tinggi. 6 Diantara 100 bayi lahir hidup  di  Indonesia, ada  5-6  anak yang meninggal sebelum merayakan ulang tahunnya yang kelima.  Penyebab kematian yang paling sering adalah penyakit, biasanya  penyakit infeksi, gizi kurang/buruk dan kecelakaan/cidera.
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega) : Risiko persalinan pada ibu < 20 tahun:
Ø  Angka Kematian Perinatal 56/1.000 KH (tertinggi)
Ø  Limapuluh enam dari 1000 anak yang dilahirkan ibu berumur 15-19 tahun tidak mencapai usia 1 tahun
Ø  Angka Kematian Bayi 50/1.000 KH
Ø  Persentase Berat Bayi Lahir < 2.5 kg 6,4% (tertinggi)
Ø  Angka Kematian Bayi & Balita
Ø  Banyaknya bayi dan anak balita yang sakit
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega).
Ø  Penyebab utama kematian  pada bayi dan anak balita
Ø  Penyebab Kematian Neonatal (0 – 28 hari)
Ø  Penyebab Kematian Bayi (1- 11 bulan) dan Balita (0 - 59 bulan
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega).
Tanda bahaya bayi baru lahir :
Ø  Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini tandanya terkena infeksi berat.
Ø  Bayi kejang. Jika melihat gejala/gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau dieluselus, kemungkinan bayi kejang.
Ø  Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang. Ini tanda bayi sakit berat.
Ø  Sesak napas (= 60 kali/menit)
Ø  Bayi merintih. Ini tanda bayi sakit berat
Ø  Pusar kemerahan sampai dinding perut. Ini tanda bayi sakit berat
Ø  Demam (suhu > 37,5°C) atau tubuh teraba dingin ( suhu < 36,5°C)
Ø  Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta.
Ø  Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian.
Ø  Kulit bayi terlihat kuning
Ø  Buang air besar/tinja bayi berwarna pucat.
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penggalang Penegak dan Pandega)
Ø  Pemenuhan kebutuhan dasar anak yang merupakan HAK SETIAP ANAK
Ø  Menjaga kehangatan bayi:
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega)
Ø  Suhu normal tubuh bayi baru lahir ; 36,5 – 37,5°C , (bayi hangat).
Ø  Memberikan makanan bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak.
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega)
Ø  Berikan ASI  eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penegak dan Pandega).
Ø   Pelayanan kesehatan termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit.
Ø  Membantu pertumbuhan anak melalui penimbangan secara teratur setiap bulan di posyandu.  Pertumbuhan baik bila tambah umu tambah berat. Instrumen yang dipakai adalah KS Balita termasuk juga KSM yang tercantum dalam Buku KIA 
Ø  (Materi SKK bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega).
Ø  Pemberian kapsul lunak Vitamin  A  setiap 6  bulan di posyandu.  Vitamin A gunanya untuk mencegah kebutaan pada balita akibat kekurangan vitamin A.          
Ø  Pemberian imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis pada bayi di bawah umur 12bulan di posyandu, sesuai jadwal imunisasi.
Ø  Balita akan dideteksi secara dini aspek tumbuh kembangnya meliputi kemampuan perkembangan anak, lingkar kepala anak (LIKA), perilaku anak, tes pendengaran dan penglihatan anak. Kegiatan dilaksanakan di Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas, sesuai frekuensi pemeriksaan.
Ø  Perkembangan bayi dan anak balita
C.SKK Kesehatan Remaja  
Tujuan
Ø  Pramuka Penggalang (11-15 Tahun)
Ø  Dapat mengetahui dan memahami proses tumbuh kembang pada remaja.
Ø  Dapat mengetahui dan memahami kesehatan reproduksi  remaja
Ø  Dapat mengetahui dan memahami gangguan fisik pada remaja dan    penyebabnya
Ø  Dapat mengetahui dan memahami tentang 10 aspek psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) 
Ø  Pramuka Penegak (16 – 20 Tahun)
-          Dapat menjelaskan proses tumbuh kembang pada remaja.
-          Dapat menjelaskan kesehatan reproduksi  remaja
-          Dapat menjelaskan gangguan  fisik  pada remaja  dan penyebabnya
-          Dapat menjelaskan tentang 10 aspek psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) 
Ø  Pramuka Pandega (21 – 25 Tahun)
-          Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang proses tumbuh kembang remaja.
-          Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi  remaja
-          Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang gangguan  fisik  pada remaja  dan penyebabnya.
-          Dapat membina dan memberikan penyuluhan tentang 10 aspek psikososial Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)             
D.    SKK Kesehatan Usia Lanjut    
Tujuan
1)      Pramuka Penggalang  (11-15 Tahun)
Seorang Pramuka Penggalang harus :
o   Dapat menjelaskan pengertian dan tanda-tanda penuaan
o   Dapat menjelaskan gangguan yang timbul akibat proses menua dan beberapa penyakit yang terjadi pada lanjut usia
o   Dapat menjelaskan pentingnya aktifitas fisik bagi lanjut usia
o   Dapat menjelaskan fasilitas dan pelayanan kesehatan lanjut usia 
2)      Pramuka Penegak (16-20 Tahun )
Ø  Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penggalang
Ø  Dapat memberikan penyuluhan  tentang pengertian  lanjut usia dan tanda-tanda penuaan
Ø  Dapat memberikan penyuluhan  tentang gangguan yang timbul akibat proses menua dan beberapa penyakit yang terjadi pada lanjut usia
Ø  Dapat memberikan penyuluhan  tentang masalah gizi dan masalah kesehatan jiwa pada lansia
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya aktifitas fisik bagi lanjut usia.
Ø  Dapat membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK lanjut usia. 
3)      Pramuka Pandega (21-25 Tahun )
Ø  Menguasai materi SKK untuk Pramuka Penegak
Ø  Mampu membina dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat luas
Ø  Mampu berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan kelompok Lansia di lingkungannya.
Ø  Dapat  mendorong pembetukan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (Kelompok Lansia/Posyandu Lansia)
Ø  Dapat membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK lanjut usia.   
E.     SKK Kesehatan  Gigi Dan Mulut
Tujuan
1) Pramuka Siaga (7 – 10 Tahun)
Ø  Mengetahui cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Ø  Mampu melakukan sikat gigi yang benar
2)    Pramuka Penggalang ( 11 – 15 Tahun).
Ø  Mampu melakukan kompetensi yang yang dimiliki Pramuka Siaga tentang kesehatan gigi dan mulut.
Ø  Mampu menjelaskan kepada teman sebayanya mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi, sikat gigi yang benar serta kelainan pada gigi dan mulut, penyebab dan pencegahannya.
Ø  Mampu memahami kesehatan gigi dan mulut mengenai kelainan-kelainan pada gigi dan mulut, penyebab dan cara pencegahannya. 
3)   Pramuka  Penegak ( 16 – 20 Tahun )
Ø  Mampu melakukan kompetensi yang yang dimiliki Pramuka Penggalang tentang kesehatan gigi dan mulut.
Ø  Mampu mengetahui kegunaan fluor bagi kesehatan gigi
4)   Pramuka  Pandega  ( 21 – 25 Tahun ).
Ø  Mampu melakukan kompetensi yang yang dimiliki Pramuka Penegak tentang kesehatan gigi dan mulut.
Ø  Mampu membina dan memberikan penyuluhan kepada anggota pramuka dan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut.      
F)   SKK Kesehatan Jiwa
Tujuan
1) Pramuka  Siaga  (7-10 Tahun) 
Ø  Tidak diadakan  
2)   Pramuka Penggalang  (11-15  Tahun) 
Ø  Dapat menyebutkan perkembangan jiwa remaja.
Ø  Dapat menyebutkan masalah kesehatan jiwa remaja.
Ø  Dapat menyebutkan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta cara mencegahnya.
Ø  Dapat menyebutkan perubahan-perubahan mental pada remaja yang menggangu pasca suatu bencana. 
Ø  Dapat menyebutkan cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja.
Ø  Dapat menyebutkan definisi Kesehatan Jiwa. 
3)   Pramuka Penegak  (16-20 Tahun) 
Seorang Pramuka Penegak harus:
-          Menguasai materi perkembangan jiwa remaja.
-          Menguasai materi masalah kesehatan jiwa remaja.
-          Menguasai pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta pencegahannya.
-          Menguasai materi cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja.
-          Menguasai defenisi kesehatan jiwa remaja
-          Membimbing seorang Pramuka Penggalang untuk mendapatkan TKK Kesehatan Jiwa. 
4)      Pramuka Pandega  (21-25 Tahun) 
Seorang Pramuka Pandega harus:
-          Menguasai materi SKK untuk golongan Penegak
-          Dapat memberikan penyuluhan tentang perkembangan jiwa remaja
-          Dapat memberikan penyuluhan tentang maslah kesehatan jiwa remaja.
-          Dapat memberikan penyuluhan tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta pencegahannya.
-          Dapat memberikan penyuluhan materi cara meningkatkan taraf kesehatan jiwa remaja.
-          Dapat memberikan penyuluhan defenisi kesehatan jiwa remaja.
-          Membimbing seorang Pramuka Penggalang dan Penegak  untuk mendapatkan TKK Kesehatan Jiwa.     
2.      Krida Penanggulangan Penyakit
Terdiri dari 9 (Sembilan) MKK : penanggulangan penyakit malaria, penanggulangan penyakit demam berdarah, penanggulangan penyakit rabies, penanggulangan kecacingan, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular seksual, imunisasi, gawat darurat.
Kemampuan yang diharapkan :
  1. Dapat memberikan penjelasan dan penyuluhan tentang :
  2. Pencegahan dan pemberantasan serta pengobatan penyakit malaria, penyakit demam berdarah, penyakit rabies, penyakit diare, penyakit TBC paru, penyakit kecacingan, penyakit menular seksual, imunisasi, kegawatdaruratan.
  3. Dapat melakukan pertolongan pertama pada penyakit malaria, demam berdarah, rabies, diare, TBC paru, kecacingan, penyakit menular seksual.
A.    SKK Penanggulangan Penyakit Malaria
Tujuan
1)      Pramuka Siaga ( 7 – 10 Tahun) 
Ø  Mengetahui penyebab penyakit Malaria 
Ø  Mengetahui penular penyakit Malaria 
Ø  Mengetahui ciri-ciri nyamuk penular penyakit Malaria 
Ø  Mengetahui perilaku nyamuk penular penyakit Malaria 
Ø  Mengetahui tempat perkembang biakan nyamuk penular penyakit Malaria
2)      Pramuka Penggalang ( 11 – 15 Tahun) 
Ø  Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan penyakit Malaria untuk Pramuka Siaga
Ø  Mengetahui cara penularan penyakit Malaria 
Ø  Mengetahui tanda/gejala penyakit Malaria 
Ø  Mengetahui cara pencegahan penyakit
Ø  Mengetahui cara pemberantasan tempat perindukan nyamuk 
Ø  Mampu melakukan pemberantasan tempat perindukan nyamuk di lingkungan sekolah dan rumah 
Ø  Mengetahui ciri-ciri telur, jentik nyamuk penular penyakit Malaria  
3)      Pramuka Penegak ( 16 – 20 Tahun) 
Ø  Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan penyakit Malaria untuk Pramuka Penggalang 
Ø  Mampu menjelaskan penyebab penyakit Malaria 
Ø  Mampu menjelaskan cara penularan penyakit Malaria 
Ø  Mampu menjelaskan tanda/gejala penyakit Malaria 
Ø  Mampu menjelaskan cara pencegahan penyakit Malaria 
Ø  Mampu menjelaskan akibat penyakit Malaria 
Ø  Mampu menemukan kasus demam di daerah endemis Malaria sebagai kasus tersangkapenyakit Malaria 
Ø  Mampu mengajak penderita untuk mencari pengobatan di sarana pelayanan kesehatan 
Ø  Mengetahui Jenis Obat Anti Malaria yang digunakan  
4)      Pramuka Pandega ( 21– 25 Tahun) 
Ø  Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan penyakit Malaria untuk Pramuka Penegak 
Ø  Mampu membina dan memberikan penyuluhan kepada anggota pramuka dan masyarakat tentang pengendalian Malaria.
B.     SKK Penanggulangan Penyakit  Demam Berdarah
Tujuan 
1)      Pramuka Siaga ( 7 – 10 Tahun)
Ø  Mengetahui penyebab DBD
Ø  Mengetahui penular DBD
Ø  Mengetahui ciri-ciri nyamuk penular DBD
Ø  Mengetahui tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD     
2)   Pramuka Penggalang ( 11 – 15 Tahun)  
Ø  Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan DBD Pramuka Siaga
Ø  Mengetahui cara penularan DBD
Ø  Mengetahui tanda/gejala DBD
Ø  Mengetahui cara pertolongan pertama pada penderita DBD
Ø  Mengetahui cara pencegahan DBD
Ø  Mengetahui jenis tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD
Ø  Mengetahui prilaku dan siklus nyamuk penular DBD
Ø  Mengetahui cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 
Ø  Mampu melakukan PSN di lingkungan sekolah dan rumah  
3)   Pramuka Penegak ( 16 – 20 Tahun)  
Ø  Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan DBD Pramuka Penggalang
Ø  Mampu menjelaskan penyebab DBD
Ø  Mampu menjelaskan cara penularan DBD
Ø  Mampu menjelaskan tanda/gejala DBD
Ø  Mampu menjelaskan cara pencegahan DBD 
Ø  Mampu menjelaskan prilaku dan siklus nyamuk Aedes aegypty 
Ø  Mampu menjelaskan PSN 3M Plus
Ø  Mampu menjelaskan cara survei jentik dan cara menghitung Angka Bebas Jentik (ABJ) 
Ø  Mampu melakukan cara pertologan pertama pada penderita DBD
Ø  Mampu melakukan PSN di lingkungan sekolah, rumah dan tempat-tempat umum 
4)      Pramuka Pandega ( 21– 25 Tahun)  
Ø  Mampu menerapkan semua SKK Penanggulangan DBD Pramuka Penegak
Ø  Mampu melakukan uji torniquet
Ø  Mampu melakukan pertolongan pertama pada penderita DBD
Ø  Mampu melakukan survei jentik dan menghitung ABJ
Ø  Mampu membina dan memberikan penyuluhan kepada anggota pramuka dan masyarakat tentang pengendalian DBD.
C.  SKK Penanggulangan Rabies 
Tujuan
1)      Pramuka Siaga: (7-10  tahun)
Ø  Mengetahui secara sederhana penyebab, cara penularan dan gejala penyakit anjing gila pada manusia dan Hewan Penular Rabies/HPR (terutama anjing)
Ø  Mengetahui cara pencucian luka  gigitan HPR (anjing).
Ø  Mengetahui pentingnya memberikan suntikan vaksin rabies pada manusia dan hewan peliharaan  (anjing, kucing, kera dan hewan bertaring lainnya). 
2)      Pramuka Penggalang  ( 11-15 tahun )
Ø  Menjelaskan secara sederhana penyebab, cara penularan dan gejala penyakit Rabies/anjing gila pada manusia dan HPR  (terutama anjing).
Ø  Menjelaskan cara pencucian luka gigitan HPR (anjing).
Ø  Menjelaskan pentingnya memberikan suntikan vaksin rabies pada manusia/hewan peliharaan (anjing, kucing, kera dan hewan bertaring lainnya). 
3)      Pramuka Penegak dan Pandega  ( 16 – 20  tahun )
Ø  Mengaplikasikan/membuat contoh secara sederhana penyebab, cara penularan dan gejala penyakit rabies pada manusia dan HPR (terutama anjing).
Ø  Mengaplikasikan/membuat contoh cara pencucian luka gigitan HPR  (anjing).
Ø  mengaplikasikan/membuat contoh cara memberikan suntikan vaksin rabies pada hewan peliharaan (anjing, kucing, kera dan hewan bertaring lainnya)
Ø  Memberikan penyuluhan tentang penyakit Rabies/anjing gila. 
4)      Pramuka Siaga ( 7 – 10 tahun )
D.  SKK Penanggulangan Diare  
Tujuan
1) Pramuka Siaga: 
Ø  Mengetahui apakah diare itu
Ø  Mengetahui penyebab yang dapat mengakibatkan diare
Ø  Mengetahui gejala diare dan akibat diare
Ø  Mengetahui manfaat oralit dan cara membuatnya.
Ø  Mengetahui pencegahannya secara sederhana  
2)   Pramuka Penggalang:
Ø  Menjelaskan penyakit yang sering menimbulkan wabah
Ø  Menjelaskan penyakit yang bisa menyebabkan diare
Ø  Menjelaskan gejala diare dan akibat diare
Ø  Menjelaskan manfaat oralit dan cara membuatnya
Ø  Menjelaskan cara pencegahannya 
3)      Pramuka Penegak dan Pandega :
Ø  Dapat mengaplikasikan diare secara sederhana dan cara  pengobatannya.
Ø  Dapat mengaplikasikan tentang gejala-gejala dan akibatnya
Ø  Dapat memberikan penyuluhan/contoh akibat diare termasuk pencegah.  
4)      Pramuka Siaga
E.     SKK Penanggulangan Penyakit Tb Paru
Tujuan
1)      Pramuka Siaga
Ø  Mengetahui penyebab, cara penularan dan gejala TB Paru
Ø  Mengetahui jenis TB
Ø  Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan secara teratur
2)   Pramuka Penggalang:
Ø  Dapat menjelaskan tentang cara penularan dan gejala TB Paru
Ø  Dapat menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan secara teratur.
3)   Pramuka Penegak dan Pandega
Ø  Dapat mengaplikasikan/memberi contoh cara pencegahan TB Paru
Ø  Dapat mengaplikasikan/memberi contoh cara pengobatan secara teratur
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan TB Paru
Ø  Dapat memberikan contoh pencegahan TB Paru (rumah harus ada jendela, jangan meludah di sembarang tempat)
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya TB Paru
4)      Pramuka Siaga
F.      SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan
Tujuan
1)      Pramuka Siaga:
Ø  Mengetahui penyebab, cara penularan dan tanda penyakit cacingan
Ø  Mengetahui  cara pencegahan penyakit cacingan
Ø  Mengetahui cara pengobatan penyakit cacingan 
2)      Pramuka Penggalang:
Ø  Menjelaskan penyebab, cara penularan dan tanda penyakit cacingan
Ø  Menjelaskan cara pencegahan penyakit cacingan
Ø  Menjelaskan cara pengobatan penyakit cacingan 
3)   Pramuka Penegak  dan Pandega:
Ø  Dapat mengaplikasikan cara pencegahan penyakit cacingan
Ø  Dapat  mengaplikasikan cara pengobatan penyakit cacingan
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan penyakit  cacingan, mengetahui cara pengobatan penyakit cacingan.
4)      Pramuka Siaga 
G.    Skk Penanggulangan Hiv / Aids Dan Infeksi Menular Seksual Lainnya   
1) Pramuka Penggalang  (usia 11 - 15  th) 
Ø  Mengetahui pengertian IMS, HIV dan AIDS
Ø  Mengetahui gejala-gejala IMS, Infeksi HIV dan AIDS.
Ø  Mengetahui cara-cara penularan IMS, infeksi HIV dan AIDS
Ø  Mengetahui bagaimana cara pencegahan IMS, infeksi HIV dan AIDS
Ø  Mengetahui hubungan IMS  dan HIV/AIDS
Ø  Mengetahui dimana virus HIV ditemukan dalam tubuh, cara HIV melemahkan kekebalan tubuh dan siapa saja yang dapat terkena infeksi HIV/AIDS
Ø  Dapat menyampaikan kepada teman sebaya di kelompoknya 
2)      Pramuka Penegak
Ø  SKK tentang IMS
-          Mengetahui dan dapat menjelaskan pengertian IMS.
-          Mengetahui dan dapat menjelaskan gejala dan akibat IMS yang diobati tidak menular.
-          Mengetahui dan dapat menjelaskan cara penularan  IMS
-          Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana cara pencegahan IMS.
-          Mengetahui dan menjelaskan hubungan IMS dan HIV/AIDS.
-          Mengetahui dimana dapat memperoleh pengobatan dan akibat IMS yang diobati tidak teratur.
-          Mengetahui perilaku dan faktor yang mepengaruhi penyebaran IMS.
-          Dapat memberi tahu kepada teman sebaya dikelompoknya  
Ø SKK tentang HIV/AIDS 
-          Mengetahui dan dapat menjalaskan  pengertian  HIV/AIDS.
-          Mengetahui dan dapat menjelaskan perjalanan penyakit dan gejala HIV/AIDS
-          Mengetahui dan dapat menjelaskan cara penjularan  HIV/AIDS
-          Mengetahui dan dapat menjelaskan bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS
-          Mengetahui perilaku dan faktor yang mempengaruhi penyebaran  HIV/AIDS
-          Dapat memberi tahu kepada semua sebaya dikelompoknya.  
H.    SKK  Imunisasi 
Tujuan
1)      Pramuka Siaga:
o   Mengetahui tentang imunisasi secara sederhana
o   Mengetahui manfaat imunisasi
o   Mengetahui bahaya bila tidak diimunisasi
o   Mengetahui penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
2)   Pramuka Penggalang:
Ø  Dapat menjelaskan kerugian bila tidak diimunisasi
Ø  Dapat menjelaskan siapa yang perlu diimunisasi
Ø  Dapat menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 
3)   Pramuka Penegak dan Pandega:
Ø  Dapat mengaplikasikan tentang manfaat imunisasi
Ø  Dapat mengaplikasikan tentang siapa yang perlu mendapatkan imunisasi
Ø  Dapat memberikan penyuluhan tentang imunisasi 
Ø  Dapat membantu petugas dalam mengajak dan mendorong orang lain agar mau diimunisasi. 
4)   Pramuka  Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus mengetahui :
Ø  Apakah Imunisasi Itu
Ø  Penyakit-penyakit berbahaya apa yang dapat dicegah dengan imunisasi saat ini.
I.       SKK Gawat Darurat
Tujuan 
1)      Pramuka Siaga
Ø  Mengetahui alamat Puskesmas, Rumah Sakit, Pos P3K, Dokter, Perawat, Pelayanan Ambulans
Ø  Mengetahui cara melaporkan dalam keadaan gawat darurat
Ø  Mengetahui cara menilai pernafasan dan nadi
Ø  Mengetahui cara membalut luka dan menghentikan perdarahan 
2)   Pramuka Penggalang:
Ø  Dapat menjelaskan alamat Puskesmas, Rumah Sakit, Pos P3K, Dokter, Perawat, Pelayanan Ambulans
Ø  Dapat menjelaskan cara melaporkan dalam keadaan gawat darurat
Ø  Dapat menjelaskan cara menilai pernafasan dan nadi
Ø  Dapat menjelaskan cara membalut luka dan menghentikan perdarahan
Ø  Dapat menjelaskan Penanganan Syok
Ø  Dapat menjelaskan Penilaian awal pasien Gawat Darurat
Ø  Dapat Menjelaskan Resusitasi Jantung Paru
Ø  Dapat Menjelaskan cara bidai
Ø  Dapat Menjelaskan transport penderita gawat darurat
Ø  Dapat melaporkan secara lisan melalui telepon
Ø  Dapat menggunakan cara rujukan melalui morse. 
3)   Pramuka Penegak :
Ø  Dapat mengaplikasikan tanda-tanda SKK  Gawat Darurat untuk tingkat Penggalang
Ø  Mengetahui alamat serta nomor telepon Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta menghubungi 2 institusi tersebut jika terjadi bencana
Ø  Dapat melaporkan kepada Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengenai jenis kejadian bencana, lokasi bencana, waktu kejadian dan luas dampak bencana
Ø  Berperan serta dalam memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi korban bencana yang selamat, mencegah supaya keadaan korban tidak memburuk serta mencegah timbulnya korban tambahan 
4)      Pramuka Pandega :
Selain menguasai persyaratan Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang dan Pramuka Penegak, seorang Pramuka Pandega dituntut untuk lebih banyak penanggulangan gawat darurat lain, seperti:
Ø  Keadaan keracunan, kebakaran dan pingsan.
Ø  Memperagakan cara mempimpin regu Pramuka dalam mengatasi gawat darurat di jalan raya.
Ø  Melakukan penyuluhan tentang gawat darurat kepada anggota Pramuka dan masyarakat
3.      Krida Bina Gizi
Terdiri dari 5 (lima) MKK : Perencanaan Menu, Dapur umum makanan darurat,UPGK dalam Posyandu, penyuluhan gizi, Mengenal keadaan gizi kemampuan yang diharapkan :
  1. Dapat memberikan penjelasan dan penyuluhan tentang :
4.      Cara menyusun menu seimbang dan menu makanan darurat
5.      Persyaratan menu makanan darurat
6.      UPGK di Posyandu
7.      Aneka ragam makanan seimbang di dalam keluarga
8.      Masalah gizi utama
  1. Dapat melaksanakan : menyusun menu seimbang dan menu makanan darurat, UPGK di posyandu, pengenalan keadaan gizi, pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan (Dep.Kes.R.I dan Kwarnas, 2001).
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Bina Gizi terdiri dari :
1.      Perencanaan Menu
Tujuan Skk Perencanaan Menu 
Untuk mencapai  TKK  (Tanda Kecakapan Khusus)  perencanaan menu, maka ditetapkan   kecakapan/kompetensi untuk Siaga,  Penggalang, Penegak dan Pandega agar menguasai sebagai berikut:
a.       Pramuka Siaga  (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan arti perencanaan menu dengan gizi seimbang.
b.      Pramuka Penggalang  (11-15 tahun):
Ø  Menguasai materi SKK untuk golongan Siaga
Ø  Dapat menjelaskan perencanaan menu dengan gizi seimbang
Ø  Dapat menjelaskan  manfaat suatu perencanaan menu gizi seimbang
Ø  Dapat menjelaskan langkah-langkah perencanaan menu seimbang
Ø  Dapat menjelaskan cara menyusun hidangan sehat dan seimbang untuk sekali makan dan  menu untuk 3 (tiga) hari makan
c.       Pramuka Penegak  (16-20 tahun)
Ø  Menguasai materi SKK untuk golongan Penggalang
Ø  Merencanakan menu sesuai kebutuhan gizi perorangan 
Ø  Merencanakan menu sekali makan untuk orang banyak.
Ø  Dapat menggunakan daftar bahan makanan penukar.
d.      Pramuka Pandega (21-25 tahun) 
Ø  Menguasai semua materi yang diberikan kepada pramuka siaga - pandega
Ø  Membimbing dan melatih anggota Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak dengan memberikan penyuluhan tentang perencanaan menu untuk kelompok masyarakat.   
  1. SKK Untuk Pramuka Siaga
1.      Definisi
Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk  memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang, yaitu makan makanan yang beranekaragam berasal dari hidangan sehari-hari, mengandung unsur-unsur zat gizi yang dibutuhkan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, yang bersumber dari: Zat Tenaga diperlukan untuk menunjang aktifitas sehari hari, bahan makanan sumber zat tenaga antara lain beras, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kentang, sagu, roti dan mie, minyak, margarine dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga.
Sumber Zat Pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Bahan makanan sumber zat pembangun dari nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu, sedangkan zat pembangun dari hewani adalah daging, telur, ikan, susu serta hasil olahannya seperti keju, ayam. Sumber Zat Pengatur berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan, yang mengandung berbagai vitamin dan mineral. 
  1. SKK Untuk Pramuka Penggalang
Pramuka penggalang diharapkan dapat memahami perencanaan menu dengan prinsip mengandung gizi seimbang.
Ø  Prinsip perencanaan menu, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan gizi
2. Sesuai dengan dana yang tersedia
3. Disukai dan memuaskan konsumen yang diberi makan
Beberapa  cara untuk menekan biaya adalah dengan penggunaan bahan makanan menurut musimnya, penyesuaian menu dengan “hari pasar” (untuk daerah/tempat dimana hari pasar tidak setiap hari),  penggunaan sebanyak mungkin bahan makanan berasal dari pekarangan sendiri, serta menyusun menu tunggal yang padat gizi, seperti nasi soto, nasi pecel, dan lain-lain.
Ø  Manfaat suatu perencanaan menu
a.       Secara garis besar dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan.
b.      Variasi dan kombinasi makanan dapat diatur, sehingga dapat dihindari kebosanan disebabkan pemakaian jenis bahan makanan yang sering terulang.
c.       Menu dapat disusun sesuai dengan dana yang tersedia, sehingga uang belanja dapat diatur (merancang dana sesuai kondisi keuangan)
d.      Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin, misalnya dengan membeli bahan makanan kering sekaligus untuk beberapa hari/seminggu atau untuk satu bulan.
e.       Menghilangkan keragu-raguan para perencana menu dalam hal pemilihan bahan makanan.
Ø  Langkah-langkah perencanaan menu seimbang.
Merencanakan menu untuk 10 hari tidak semudah merencanakan menu siklus pendek, misalnya untuk  1  (satu) hari atau  3  (tiga)  hari. Untuk mempermudah perencanaan menu, maka dapat diikuti langkah-langkah berikut:
a.       Buat pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan
b.      Pertama kali cantumkan bahan makanan sumber hidrat arang dalam daftar menu  (nasi/roti/mie dan sebaginya).
c.       Kemudian cantumkan bahan makanan sumber protein  (daging/ikan/telur dan sebagainya , tahu/tempe/kacang merah dan sebagainya).  Buat variasi untuk menghindari kebosanan.
d.      Berikutnya cantumkan sayuran, dalam warna kontras dan rasa yang serasi.
e.       Selanjutnya cantumkan buah.  Penggunaan sayuran dan buah yang sedang akan sangat membantu masalah biaya.
f.       Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan sebanyak mungkin variasi hidangan untuk menghindari kebosanan. Kemudian periksa kemungkinan adanya penggunaan menu berulang dan lakukan perbaikan bila perlu.
Ø  Cara Menyusun Hidangan Sehat dan Seimbang
Aneka ragam bahan makanan diolah menjadi hidangan makanan. Beberapa hidangan makanan disusun secara serasi menjadi menu. Menu dapat disusun untuk menu pagi,  menu siang dan menu malam. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal, yang disebut menu gizi seimbang.
Contoh menu pagi:
Merupakan hidangan aneka ragam yang sederhana, mengenyangkan dan mudah dikerjakan.
§  1  piring nasi,  1 potong telur dadar, lalap teh manis atau
§  3  iris roti rawar,  1 telur ceplok, daun slada, tomat, the manis atau
§  1  mangkok mie, sayur sawi, telur, teh manis
Contoh menu makan siang dan malam:
Berupa hidangan yang lebih beranekaragam dan susunan yang serasi.
§  1 piring  nasi,  1  potong ikan goreng, 1  potong tahu balado,  1 mangkok sayur asem, 1  potong papaya.
  1. SKK Untuk Pramuka Penegak
1.        Kebutuhan gizi  perorangan
Kebutuhan gizi seorang sehari berbeda-beda, ini  ditentukan oleh:  umur, jenis kelamin dan macam pekerjaan yang dilakukan:
a.       Umur
Kebutuhan kalori untuk tubuh anak-anak, lebih tinggi bila dibandingkan pada orang dewasa. Begitu pula kebutuhan kalori anak-anak remaja, lebih tinggi dari orang dewasa.  Hal ini terjadi karena kalori yang dibutuhkan juga diperlukan untuk pertumbuhan.  Pada usia tua aktifitas  berkurang, sehingga kebutuhan kalori menjadi lebih rendah dari pada usia muda.
b.      Jenis kelamin
Pada masa remaja dan dewasa, laki-laki lebih banyak membutuhkan kalori dibanding wanita, karena laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan lebih aktif.
c.       Macam pekerjaan.
Orang dewasa yang bekerja berat (petani, pembantu rumah tangga) membutuhkan lebih banyak kalori daripada orang yang bekerja sedang (perawat yang bekerja di rumah sakit) dan orang yang bekerja ringan (juru tulis)
  1. SKK Untuk Pramuka Pandega 
Pramuka Pandega harus menghayati semua materi gizi terdahulu dengan baik dan benar. Selain itu setiap Pramuka Pandega harus dapat membimbing dan melatih anggota Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak dengan memberikan penyuluhan tentang semua materi yang tertera diatas. 
2.      Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat
Syarat Kecakapan Khusus  (Skk) Penanganan Gizi Dalam Situasi Darurat. 
Untuk mendapatkan TKK Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat, maka ditetapkan kecakapan tersebut untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega sebagai berikut:
A.    Pramuka Siaga  (7  - 10 tahun)
 belum cocok untuk menjadi TKK, dicarikan kegiatan yang paling ringan.
B.     Pramuka Penggalang  (11 -  15  tahun)
1)      Menguasai materi SKK untuk golongan Siaga
2)      Dapat menjelaskan perencanaan menu dalam situasi darurat 
3)      Dapat menjelaskan perlengkapan dapur umum makanan darurat
4)      Dapat menjelaskan intervensi gizi pada situasi darurat
C.     Pramuka  Penegak  (16-20  tahun)
a)      Menguasai materi SKK untuk golongan Penggalang
b)      Dapat membantu pelaksanaan pendataan dan pemantauan status gizi dalam situasi darurat
c)      Dapat melaksanakan administrasi dan persiapan dapur umum bagi Pramuka tingkat Propinsi.
D.    Pramuka Pandega  (21 -  25  tahun)
a.       Menguasai materi SKK untuk golongan Penegak
b.      Dapat melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait untuk penanganan gizi dalam situasi darurat   
c.       Membimbing seorang Pramuka Siaga atau Penggalang untuk mendapatkan TKK Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat     



DAFTAR PUSTAKA


Firmansyah, Z. A. (2015). Panduan Resmi Pramuka. Jakarta: Wahyumedia.
Mashudi. (1985). Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Jakarta.
Rizky, K. S. (2012). Mengenal unia Pramuka Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.
Srikandi, A. P. (2013). Buku Materi Pramuka Penegak . Purwodadi: Ikatan Alumni Bantara Dan Dewan Ambalan Pandawa Srikandi.
Utami, D. W. (2003). Pengaruh Metoda Dinamika Kelompok Terhadap Peningkatan Efektivitas Kelompok Saka Bakti Husada ( SBH) di Kabupaten Sidoarjo. Surabaya: Universitas Surabaya.
Yusup, J., & Rustini, T. (2016). Panduan Wajib Pramuka Superlengkap. Jakarta: Bmedia.

Comments

  1. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. sebelumnya saya ingin minta maaf kak, karna tidak bisa membicarakan ini secara langsung. saya ingin meminta izin kepada kakak untuk mengcopy makalah ini. mungkin akan saya revisi sedikit sesuai kebutuhan saya, tapi in syaa Allah saya akan tetap mencantumkan nama kakak kakak semua pada daftar pustaka nya. oleh karna itu saya disini ingin meminta ridho nya ya kak. maaf lagi jika saya terkesan tidak sopan karna langsung mengcopy hasil kerja keras kakak kakak semua. sekian dari saya , terima kasih banyak. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    ReplyDelete

Post a Comment